Pages

 

Minggu, 05 Mei 2013

Meninjau Rumah Sakit Prof.Dr.V.L. Ratumbuysang Sulawesi Utara

0 komentar
Kehadiran Tim Kunker Komisi IX ke Rumah Sakit Prof.Dr.V.L. Ratumbuysang disambut oleh Direktur Rumah Sakit, Dr. Bahagia R. Mokoagow, Msi. Dalam sambutannya disampaikan bahwa saat ini RS.Prof.Dr.Ratumbuysang sedang melakukan renovasi pembangunan fisik rumah sakit dan mengharapkan dukungan dan bantuan Komisi IX DPR RI untuk memperlancar peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat Sulawesi Utara.

Rumah Sakit Khusus Daerah Kelas A Provinsi Sulawesi Utara atau RS.Prof.Dr.Ratumbuysang bermula dari sebuah rumah sakit jiwa yang didirikan sekitar tahun 1934 dengan nama Doorgangshuis Voor Krankzinnigen dengan kapasitas 100 TT, dan oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Rumah Putih atau Witte Huis. Pada tahu 1951, rumah sakit ini berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Manado. Dalam perkembangannya  RSJ Manado menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat Manado kelas A, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, dengan kapasitas 250 TT. 


Dengan diberlakukannya PP No.41 tahun 2007, Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Utara kembali mengalami perubahan. Dalam Perda No.4 Tahun 2008 , disebutkan nomenklatur kelembagaan Badan Pengelola Rumah Sakit Khusus Daerah Kelas A Provinsi Sulawesi Utara ( RS.Prof.Dr.Ratumbuysang ) telah berubah nama menjadi Rumah Sakit Khusus Daerah Kelas A Provinsi Sulawesi Utara. Status Rumah Sakit adalah milik Provinsi (Satuan Kerja Pemerintah  Daerah) yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur.

Luas Lahan yang dimiliki oleh RS. Prof. Dr. Ratumbuysang adalah 38.663,75 m2. Saat ini aktifitas pelayanan kesehatan masih menggunakan gedung eks Rumah Sakit Jiwa dimana kondisi gedung tersebut sudah tua secara fisik, juga belum memiliki sarana-sarana penunjang sepeti pengolahan limbah, tata ruang, serta fasilitas yang selayaknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan Rumah Sakit.

Sehingga dalam kesempatan ini disampaikan bahwa selama ini RS.Prof.Dr.Ratumbuysang belum mampu memberikan pelayanan secara optimal karena keterbatasan fasilitas. Di sisi lain, permintaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan cukup besar karena letak rumah sakit yang sangat strategis (di tengah kota Manado) sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pertolongan pelayanan kesehatan. Hal inilah yang mendorong pihak managemen rumah sakit dengan didukung pemerintah daerah untuk membangun rumah sakit sesuai master plan yang berkualitas.

Mengenai aspek keuangan DPA yang diterima dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah hanya biaya untuk Belanja Pegawai dan Belanja Rutin Operasional Rumah Sakit. Karena keterbatasan kemampuan daerah, selama ini rumah sakit belum pernah menerima Belanja Pembangunan Fisik/Modal dari DPA Provinsi Sulawesi Utara. Untuk pembangunan fisik dan pengadaan alat medik, rumah sakit menerima anggaran Tugas Pembantuan melalui DIP/DIPA APBN Departemen Kesehatan RI. Pada tahun 2009, RS. Prof. Dr. Ratumbuysang menerima total dana DASK/DPA sebesar Rp. 12.648.198.620 yang diperuntukkan untuk belanja pegawai Rp. 10.748.198.620 dan belanja operasional rumah skit/rutin sebesar Rp. 1.900.000.000.


RS. Prof. Dr. Ratumbuysang juga mendapat target untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dari tahun ke tahun capaian targetnya semakin naik. Pada tahun 2005,  target PAD sebesar Rp. 497.500.000 tetapi tahun 2009 target PAD naik menjadi Rp. 1.037.984.000. Adapaun capaian target PAD pada tahun 2005 mencapai 116.41 % dan pencapaian target PAD tahun 2009 per Mei adalah sebesar 68.10 %.

Mengenai kunjungan pasien, dilaporkan terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien baru psikiatri dari 550 kunjungan di tahun 2005 dan 740 kunjungan pada tahun 2008 dan peningkatan jumlah kunjungan pasien baru non psikiatri dari 1.731 pada tahun 2005 dan 6.943 pada tahun 2008. Adapun proyeksi jumlah pasien rumah sakit Prof.Dr.R

atumbuysang untuk tahun 2007, 2008, dan 2009 terjadi kenaikan sebesar 12% disebabkan karena bertambahnya fasilitas pelayanan rawat jalan. Sedangkan untuk rawat inap diproyeksikan terjadi kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR) sebesar 15% per tahun disebabkan bertambahnya fasilitas perawatan (jumlah tempat tidur) yang dari tahun ke tahun mengalami penambahan. Apabila pada tahun 2009 fasilitas yang direncanakan terealisasi, akan terjadi peningkatan baik jumlah kunjungan rawat jalan maupun rawat inap/BOR. Target umum layanan kesehatan umum di RS.Prof.Dr.Ratumbuysang yaitu peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Sulawesi Utara akan selalu menjadi spirit dalam peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk meningkatkan derajat kesehatan baik fisik dan jiwa masyarakat Sulawesi Utara.

Pada saat melakukan tinjauan langsung ke gedung-gedung pelayanan di RS.Prof.Dr.Ratumbuysang, Tim Kunker menemukan beberpa hal yang perlu ada usaha perbaikan dan peningkatan dari pihak rumah sakit. Masalah kebersihan harus menjadi perhatian utama terutama kebersihan di dapur karena kondisi dapur sangat mengenaskan dan sangat tidak higienis. Kebersihan dalam penyiapan makanan menjadi faktor utama dalam pemulihan kesehatan pasien. Hal lain yang mendadi perhatian utama adalah begitu banyaknya pasien sakit jiwa yang menempati ruang-ruang yang kondisinya juga belum menggembirakan. Kebersiha ruang-ruang pasien dimana pasien jiwa berjubel juga sangat menyedihkan. Perlu ada perhatian serius untuk peningkatan kualitas pelayanan terutama pelayanan dalam pembinaan pasien sakit jiwa yang tidak kronis untuk bisa kembali hidup bersama dengan keluarganya, walaupun ada beberapa kasusu pasien yang memang sengaja ditinggalkan keluarganya di rumah sakit. Sebelum meninggalkan RS.Prof.Dr.Ratumbuysang, Tim Kunker berpesan kepada pihak managemen dan juga pemerintah daerah yang ikut mendampingi bahwa hendaknya rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat tidak menjadi target PAD atau kalaupun ada pendapatan rumah sakit itu yang bisa dijadikan pendapatan asli daerah sehingga komitmen untuk memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat bisa terpenuhi.

0 komentar:

Posting Komentar