Pages

 

Senin, 06 Mei 2013

Meninjau BLK Blitung Sulawesi Utara

0 komentar
Pertemuan Tim Kunker dengan pihak Balai Latihan Kerja (BLK) Bitung diterima oleh Kepala UPTD-PTKT Bitung dan Kepala Disnaker Provinsi Sulawesi Utara, Boke H. Rompas, SH. Dalam kesempatan ini Tim Kunker mendapatkan penjelasan langsung mengenai keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Utara umumnya dan secara khusus meninjau langsung keadaan fisik dari BLK Bitung.

Dilaporkan berdasarkan data Sakernas posisi Februari 2009 untuk wilayah perkotaan dan pedesaan Provinsi Sulawesi Utara, laki-laki dan perempuan jumlah penduduk usia kerja sebanyak 1.685.502 orang, terdiri dari angkatan kerja sebanyak 1.077.155 orang (63,91%) dan bukan angkatan kerja sebanyak 608.347 orang (36,09%). Sedang jumlah orang bekerja sebanyak 962.627 orang (89,37%) dan jumlah pengangguran terbuka (PT ) sebanyak 114.528 orang (10,63 %). Jumlah pengangguran terbuka ini didominasi oleh tingkat pendidikan SLTA sebanyak 57,76 % dan SLTP sebanyak 13,91 %. Hal ini menunjukkan perlunya kinerja BLK untuk memberikan bekal yang cukup untuk para tamatan SLTA dan SLTP untuk masuk dunia kerja.

Dilaporkan juga bahwa penyerapan tenaga kerja formal tertinggi masih didominasi oleh sektor pertanian sebanyak 78,43 %, perdagangan 18,18 %, jasa 13,95 %, angkutan 10,61% dan listrik 0,45 %. Adapun untuk tenaga kerja informal, penyerapan tertinggi juga disektor pertanian sebesar 57,23 %, dan sektor perdagangan dan sektor industri berturut-turut sebesar 17,13 % dan 4 %. Trend ini disinyalir akan berubah seiring berkurangnya lahan pertanian sehingga perlu segera ada langkah preventif yang nyata untuk memberi bekal pada para pencari kerja sehingga tingkat pengangguran terbuka bisa ditekan.


Alokasi anggaran di bidang ketenagakerjaan, pada tahun 2009 Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan alokasi sebesar Rp. 9.693.455.000. Anggaran ini diperuntukkan untuk berbagai program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, program perluasan dan pengembangan kesempatan kerja. Adapun peningkatan fungsi dan revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi bagian program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan untuk tahun anggaran 2010, Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan alokasi anggaran sebanyak Rp. 30.512.712.000  untuk bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dengan Rp. 2.516.571.000 dialokasikan untuk program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dimana peremajaan BLK seharusnya mendapatkan prioritas.

Khusus mengenai keadaan BLK Bitung, penjelasan disampaikan Kepala UPTD-PTKT Bitung yang secara langsung melaporkan berbagai hambatan yang ditemui di BLK Bitung yang pada akhirnya juga tidak memberikan manfaat yang optimal bagi pencari kerja yang kebanyakan belum siap masuk ke dunia kerja. Hambatan pertama adalah terbatasnya jumlah tenaga pengajar/pelatih/instruktur yang jumlahnya setiap tahun berkurang karena pensiun atau dimutasi ke tempat lain. Saat ini ada 20 orang instruktur yang meliputi instruktur bangunan, instruktur listri, tat niaga dan kejuruan yang jumlahnya setiap jurusan jauh dari ideal (idealnya setiap jurusan 4-5 instruktur). 

Hal lain adalah belum adanya instruktur yang menangani bidang industri dan pariwaisata mengingat daerah ini adalah daerah industri dan pariwisata, seperti instruktur las, elektronik, listrik, pariwisata/perhotelan. Capacity Building instruktur ke Pusat juga dirasa penting untuk penyegaran kembali metode-metode pelatihan yang dapat merangsang masyarakat untuk terlibat di pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan BLK. Hal ini menunjukkan belum adanya mapping atau need assessment tenaga kerja di pasaran sehingga belum match-nya lulusan BLK dengan kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha.  

Hambatan lain yang dilaporkan adalah kecilnya anggaran untuk pelatihan. Menurunnya anggaran untuk pelatihan juga terkait dengan terdesentralisasinya pengelolaan BLK dimana dulunya ketika masih tersentralisasi pelatihan bisa dilaksanakan selama 9 bulan namun sekarang hanya satu (1) bulan. Hambatan lainnya adalah hambatan klasik yang dihadapi BLK-BLK di seluruh pelosok Indonesia adalah peralatan BLK yang sudah tua dan minimnya anggaran untuk maintenance. Di BLK Bitung, peralatan ada yang dari tahun 1983 sampai sekarang belum ada penggantian, terutama mesin produksi. Ada peremajaan peralatan yang sudah dianggarkan tetapi realisasi terhambat pengiriman yang kadang akhir masa anggaran peralatan baru datang. Adanya hambatan-hambatan ini diharapkan dengan adanya kunjungan kerja Komisi IX bisa memberikan semangat untuk peningkatan hasil kinerja dan dukungan anggaran untuk pencapaian tujuan adanya BLK.

Sebelum mengadakan tinjauan langsung ke gedung BLK Bitung yang sebagian dalam masa renovasi, dalam diskusi, anggota Tim Kunker mengingatkan kembali bahwa BLK merupakan mesin pencetak tenaga kerja yang berdaya saing sehingga seharusnya mendapatkan perhatian yang intens dan serius dari Pemerintah Provinsi. Disamping itu ditekankan kembali perlunya optimalisasi keterkaitan BLK dengan pangsa kerja untuk selalu melakukan penyesuaian pelatihan yang diadakan dengan perubahan dinamis dunia ketenagakerjaan khususnya di daerah Bitung dan sekitarnya yaitu di bidang industri dan periwisata/perhotelan sehingga pelatihan dan anggaran BLk tidak sia-sia. 


Hal lain yang disampaikan adalah perlunya peningkatan anggaran untuk revitalisasi BLK baik, sosialisasi, peremajaan peralatan maupun pengadaan instruktur serta perlunya managemen reposisi jabatan yang tidak terlalu cepat sehingga program yang sudah dicanangkan tidak terganggu oleh begantinya orang-orang diposisi decision makers. Dengan berbagai hambatan yang begutu banyak dan seragam di BLK-BLK, Tim Kunker mewacanakan untuk menarik BLK Bitung ke Pusat sehingga bisa lebih diberdayakan. Wacana ini belum disambut secara positif oleh Kadisnaker Provinsi Sulut sehinga Tim Kunker akan segera mengagendakan untuk membentuk Panja BLK untuk mengkaji BLK percontohan sehingga akan diperoleh best practices pengelolaan BLK sehingga bisa diadopsi oleh BLK-BLK di daerah-daerah termasuk BLK Bitung.

Dalam peninjauan langsung ke gedung BLK yang menyimpan peralatan-peralatan pelatihan, Tim Kunker menemukan banyaknya peralatan berat dalam kondisi yang mengenaskan dan tidak terawat. Ada juga peralatan yang baru datang yang masih belum terbuka kemasannya. Hal serius lainnya yang menjadi perhatian utama adalah tata letak yang tidak teratur dari peralatan-peralatan yang ada yang hal ini merupakan salah satu penyebab dari jeleknya perawatan peralatan tersebut. Peralatan berat yang ada di BLK merupakan sebuah investasi besar guna meningkatkan daya saing para calon pencari kerja yang seharusnya juga mendapatkan alokasi anggaran yang cukup untuk maintenace

Disamping itu hendaknya pembangunan fisik gedung BLK juga tidak hanya membangun gedung-gedung baru dan tidak memberdayagunakan dan merawat gedung lama dimana hal ini ditemukan juga di BLK Bitung dimana banyak ruang-ruang dalam gedung lama yang seharusnya masih bisa digunakan tetapi keran perawatan yang tidak memadai membuat ruang-ruang itu tidak bisa dipakai.Tim Kunker akan segera memfollow up temuan temuan ini dalam rapat-rapat dengan mitra kerja pada masa sidang mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar