Pertemuan Tim Kunker dengan pihak
Balai Latihan Kerja (BLK) Bitung diterima oleh Kepala UPTD-PTKT Bitung dan
Kepala Disnaker Provinsi Sulawesi Utara, Boke H. Rompas, SH. Dalam kesempatan
ini Tim Kunker mendapatkan penjelasan langsung mengenai keadaan ketenagakerjaan
di Provinsi Sulawesi Utara umumnya dan secara khusus meninjau langsung keadaan
fisik dari BLK Bitung.
Dilaporkan berdasarkan data
Sakernas posisi Februari 2009 untuk wilayah perkotaan dan pedesaan Provinsi
Sulawesi Utara, laki-laki dan perempuan jumlah penduduk usia kerja sebanyak
1.685.502 orang, terdiri dari angkatan kerja sebanyak 1.077.155 orang (63,91%)
dan bukan angkatan kerja sebanyak 608.347 orang (36,09%). Sedang jumlah orang
bekerja sebanyak 962.627 orang (89,37%) dan jumlah pengangguran terbuka (PT )
sebanyak 114.528 orang (10,63 %). Jumlah pengangguran terbuka ini didominasi
oleh tingkat pendidikan SLTA sebanyak 57,76 % dan SLTP sebanyak 13,91 %. Hal
ini menunjukkan perlunya kinerja BLK untuk memberikan bekal yang cukup untuk
para tamatan SLTA dan SLTP untuk masuk dunia kerja.
Dilaporkan juga bahwa penyerapan
tenaga kerja formal tertinggi masih didominasi oleh sektor pertanian sebanyak
78,43 %, perdagangan 18,18 %, jasa 13,95 %, angkutan 10,61% dan listrik 0,45 %.
Adapun untuk tenaga kerja informal, penyerapan tertinggi juga disektor
pertanian sebesar 57,23 %, dan sektor perdagangan dan sektor industri
berturut-turut sebesar 17,13 % dan 4 %. Trend ini disinyalir akan berubah
seiring berkurangnya lahan pertanian sehingga perlu segera ada langkah
preventif yang nyata untuk memberi bekal pada para pencari kerja sehingga
tingkat pengangguran terbuka bisa ditekan.
Alokasi anggaran di bidang
ketenagakerjaan, pada tahun 2009 Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan alokasi sebesar
Rp. 9.693.455.000. Anggaran ini diperuntukkan untuk berbagai program
peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, program perluasan dan
pengembangan kesempatan kerja. Adapun peningkatan fungsi dan revitalisasi Balai
Latihan Kerja (BLK) menjadi bagian program peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja. Sedangkan untuk tahun anggaran 2010, Provinsi
Sulawesi Utara mendapatkan alokasi anggaran sebanyak Rp. 30.512.712.000 untuk bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian dengan Rp. 2.516.571.000 dialokasikan untuk program
peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dimana peremajaan BLK
seharusnya mendapatkan prioritas.
Khusus mengenai keadaan BLK Bitung,
penjelasan disampaikan Kepala UPTD-PTKT Bitung yang secara langsung melaporkan
berbagai hambatan yang ditemui di BLK Bitung yang pada akhirnya juga tidak
memberikan manfaat yang optimal bagi pencari kerja yang kebanyakan belum siap
masuk ke dunia kerja. Hambatan pertama adalah terbatasnya jumlah tenaga
pengajar/pelatih/instruktur yang jumlahnya setiap tahun berkurang karena
pensiun atau dimutasi ke tempat lain. Saat ini ada 20 orang instruktur yang
meliputi instruktur bangunan, instruktur listri, tat niaga dan kejuruan yang
jumlahnya setiap jurusan jauh dari ideal (idealnya setiap jurusan 4-5
instruktur).
Hal lain adalah belum adanya instruktur yang menangani bidang industri dan pariwaisata mengingat daerah ini adalah daerah industri dan pariwisata, seperti instruktur las, elektronik, listrik, pariwisata/perhotelan. Capacity Building instruktur ke Pusat juga dirasa penting untuk penyegaran kembali metode-metode pelatihan yang dapat merangsang masyarakat untuk terlibat di pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan BLK. Hal ini menunjukkan belum adanya mapping atau need assessment tenaga kerja di pasaran sehingga belum match-nya lulusan BLK dengan kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha.
Hal lain adalah belum adanya instruktur yang menangani bidang industri dan pariwaisata mengingat daerah ini adalah daerah industri dan pariwisata, seperti instruktur las, elektronik, listrik, pariwisata/perhotelan. Capacity Building instruktur ke Pusat juga dirasa penting untuk penyegaran kembali metode-metode pelatihan yang dapat merangsang masyarakat untuk terlibat di pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan BLK. Hal ini menunjukkan belum adanya mapping atau need assessment tenaga kerja di pasaran sehingga belum match-nya lulusan BLK dengan kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha.
Hambatan lain yang dilaporkan adalah kecilnya
anggaran untuk pelatihan. Menurunnya anggaran untuk pelatihan juga terkait
dengan terdesentralisasinya pengelolaan BLK dimana dulunya ketika masih
tersentralisasi pelatihan bisa dilaksanakan selama 9 bulan namun sekarang hanya
satu (1) bulan. Hambatan lainnya adalah hambatan klasik yang dihadapi BLK-BLK
di seluruh pelosok Indonesia adalah peralatan BLK yang sudah tua dan minimnya
anggaran untuk maintenance. Di BLK
Bitung, peralatan ada yang dari tahun 1983 sampai sekarang belum ada
penggantian, terutama mesin produksi. Ada peremajaan peralatan yang sudah
dianggarkan tetapi realisasi terhambat pengiriman yang kadang akhir masa
anggaran peralatan baru datang. Adanya hambatan-hambatan ini diharapkan dengan
adanya kunjungan kerja Komisi IX bisa memberikan semangat untuk peningkatan
hasil kinerja dan dukungan anggaran untuk pencapaian tujuan adanya BLK.
Sebelum mengadakan tinjauan
langsung ke gedung BLK Bitung yang sebagian dalam masa renovasi, dalam diskusi,
anggota Tim Kunker mengingatkan kembali bahwa BLK merupakan mesin pencetak
tenaga kerja yang berdaya saing sehingga seharusnya mendapatkan perhatian yang
intens dan serius dari Pemerintah Provinsi. Disamping itu ditekankan kembali
perlunya optimalisasi keterkaitan BLK dengan pangsa kerja untuk selalu
melakukan penyesuaian pelatihan yang diadakan dengan perubahan dinamis dunia
ketenagakerjaan khususnya di daerah Bitung dan sekitarnya yaitu di bidang
industri dan periwisata/perhotelan sehingga pelatihan dan anggaran BLk tidak
sia-sia.
Hal lain yang disampaikan adalah perlunya peningkatan anggaran untuk
revitalisasi BLK baik, sosialisasi, peremajaan peralatan maupun pengadaan
instruktur serta perlunya managemen reposisi jabatan yang tidak terlalu cepat
sehingga program yang sudah dicanangkan tidak terganggu oleh begantinya
orang-orang diposisi decision makers.
Dengan berbagai hambatan yang begutu banyak dan seragam di BLK-BLK, Tim Kunker
mewacanakan untuk menarik BLK Bitung ke Pusat sehingga bisa lebih diberdayakan.
Wacana ini belum disambut secara positif oleh Kadisnaker Provinsi Sulut sehinga
Tim Kunker akan segera mengagendakan untuk membentuk Panja BLK untuk mengkaji
BLK percontohan sehingga akan diperoleh best
practices pengelolaan BLK sehingga bisa diadopsi oleh BLK-BLK di
daerah-daerah termasuk BLK Bitung.
Dalam peninjauan langsung ke gedung
BLK yang menyimpan peralatan-peralatan pelatihan, Tim Kunker menemukan
banyaknya peralatan berat dalam kondisi yang mengenaskan dan tidak terawat. Ada
juga peralatan yang baru datang yang masih belum terbuka kemasannya. Hal serius
lainnya yang menjadi perhatian utama adalah tata letak yang tidak teratur dari
peralatan-peralatan yang ada yang hal ini merupakan salah satu penyebab dari
jeleknya perawatan peralatan tersebut. Peralatan berat yang ada di BLK
merupakan sebuah investasi besar guna meningkatkan daya saing para calon
pencari kerja yang seharusnya juga mendapatkan alokasi anggaran yang cukup
untuk maintenace.
Disamping itu hendaknya pembangunan fisik gedung BLK juga tidak hanya membangun gedung-gedung baru dan tidak memberdayagunakan dan merawat gedung lama dimana hal ini ditemukan juga di BLK Bitung dimana banyak ruang-ruang dalam gedung lama yang seharusnya masih bisa digunakan tetapi keran perawatan yang tidak memadai membuat ruang-ruang itu tidak bisa dipakai.Tim Kunker akan segera memfollow up temuan temuan ini dalam rapat-rapat dengan mitra kerja pada masa sidang mendatang.
Disamping itu hendaknya pembangunan fisik gedung BLK juga tidak hanya membangun gedung-gedung baru dan tidak memberdayagunakan dan merawat gedung lama dimana hal ini ditemukan juga di BLK Bitung dimana banyak ruang-ruang dalam gedung lama yang seharusnya masih bisa digunakan tetapi keran perawatan yang tidak memadai membuat ruang-ruang itu tidak bisa dipakai.Tim Kunker akan segera memfollow up temuan temuan ini dalam rapat-rapat dengan mitra kerja pada masa sidang mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar